Saling Melengkapi

Rabu, 09 September 2009,

Bacaan: Kejadian 2:20-25
Selama ini wanita selalu diidentikkan sebagai kaum yang lemah. Padahal wanita justru lebih kuat dibanding laki-laki. “Saya melihat dari pengalaman keluarga saya sendiri, ayah saya menikah tiga kali. Ia tidak mampu mengurusi keluarga setelah istrinya meninggal,” terang Samuel Mulia, seorang kolumnis dan pengamat fashion. Ia juga mencontohkan kekuatan yang dimiliki perempuan terlihat saat ia mengandung. Belum lagi harus merasakan sakit saat melahirkan.

Jika manusia sering memandang kaum wanita sebagai kaum yang lemah, Tuhan justru menyebut wanita sebagai penolong bagi kaum pria. Ketika manusia pertama selesai menjalankan tugas untuk memberi nama kepada binatang-binatang yang telah diciptakan Tuhan, ia justru mendapati bahwa bagi dirinya tidak ada teman yang sepadan. Jika binatang itu tinggal berpasang-pasangan sehingga bisa menjalani kehidupan bersama, mencari makan bersama, dan pada saatnya menjalankan fungsi menghasilkan keturunan untuk melestarikan kehidupan sesuai dengan jenisnya, Adam justru belum mencapai keadaan itu. Oleh sebab itu Tuhan membuat manusia itu tidur dan membangun manusia yang disebut sebagai penolong melalui salah satu tulang rusuknya.

Ungkapan kegembiraan dan kekaguman keluar dari manusia pertama saat pertama kali menyaksikan makhluk yang sejenis dengan dirinya. Ia tidak lagi kesepian, menanggung beban, dan segudang penderitaan lain yang berpangkal dari kehidupan seorang diri. Berdua, mereka bisa saling mengisi kekurangan dan bersinergi guna mewujudkan visi ilahi.

Tuhan menghadirkan kita dan pasangan maupun orang lain di kehidupan ini, untuk saling melengkapi. Oleh sebab itu, marilah kita ciptakan kebersamaan untuk saling memberdayakan.


Sumber: Renungan Siang, September 2009

0 komentar:

Posting Komentar